Pendekatanyang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. Jadi fenomena, gejala dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. Penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif-alternatif pemecahan.
Jakarta - Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi. Dalam mengkaji objek-objek geografi, dibutuhkan suatu hal untuk memahaminya lebih dalam atau yang disebut dengan pendekatan adalah suatu cara untuk memperoleh pemahaman secara mudah dalam memahami sesuatu. Untuk mempelajari geografi, pendekatan yang digunakan meliputi; pendekatan keruangan, ekologi, historis, dan pendekatan siswa kerap bingung membedakan antara pendekatan keruangan dengan ekologi. Sebab, kedua pendekatan ini hampir mirip. Agar lebih jelas, simak penjelasan di bawah Pendekatan Keruangan Spatial ApproachPendekatan keruangan adalah pendekatan yang menganalisis gejala-gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam adalah seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang menjadi tempat hidup tumbuhan, hewan dan Buku Mengenal Geografi untuk Kehidupan Paket C Setara SMA/MA oleh Kemdikbud, pendekatan keruangan mendasarkan sudut pandangnya pada persamaan dan perbedaan struktur, pola, dan proses dalam suatu ruang. Berkaitan dengan unsur pembentuk ruang yaitu kenampakan titik, garis, dan Terbentuknya wilayah gunung berapi karena aktivitas vulkanisme2. Pendekatan Kelingkungan atau Ekologis Ecological ApproachPendekatan keruangan atau ekologis adalah pendekatan yang menganalisis keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan variabel lingkungan yang sendiri adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme hidup dan geografi ini tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada serta perilaku manusia. Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan dua pengaruh yaitu pengaruh kegiatan manusia terhadap lingkungan dan pengaruh fenomena alam terhadap manusia yang tinggal di daerah pegunungan akan memiliki aktivitas yang berbeda dengan manusia yang tinggal di pesisir Perbedaan Pendekatan Keruangan dan Ekologi?Pendekatan keruangan dan ekologi memiliki fokus yang berbeda. Pada pendekatan keruangan, ahli geografi akan berfokus pada objek geografi serta sebab akibatnya dalam ruang pendekatan ekologi, akan berfokus pada aktivitas manusia yang mempengaruhi lingkungan contoh, jika ingin membahas banjir melalui pendekatan keruangan, kamu bisa membahas tentang naiknya curah hujan menyebabkan jika kamu ingin membahas dengan pendekatan ekologi, maka kamu akan membahas penyebab buang sampah sembarangan warga sebagai penyebab banjir pendekatan keruangan akan berfokus pada interaksi objek geografi dalam suatu ruang, sedangkan pendekatan ekologis akan berfokus pada bagaimana aktivitas manusia mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Simak Video "Survei Capres IPS Prabowo di Atas Ganjar-Anies" [GambasVideo 20detik] nir/faz
Geografiekonomi. Geografi Ekonomi sesuai namanya adalah cabang ilmu sosial yang memadukan ilmu geografi dan ekonomi. Geografi ekonomi menekankan pokok bahasannya pada aspek keruangan atau spasial dari aktivitas ekonomi manusia. [1] Distribusi barang dan jasa serta komunikasi merupakan salah satu contoh aspek ekonomi yang sangat bergantung pada Analisis Ekologi Dalam Mengkaji Fenomena Geografi Pengetahuan Dasar Geografi = – = – = Untuk mempelajari suatu fenomena/gejala/peristiwa geosfer baik peristiwa alam maupun non alam, Geografi memiliki 3 macam pendekatan yang berciri khas Geografi yaitu pendekatan Keruangan Spatial Approach, pendekatan Lingkungan Ecologycal Approach, dan pendekatan Kewilayahan/Kompleks Wilayah Regional Complex Approach. Ketiga pendekatan tersebut dapat digunakan secara terpadu dalam mengkaji permasalahan Geografi atau dalam kondisi tertentu cukup menggunakan salah satu saja. Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam mengkaji fenomena alam/non alam secara Geografis adalah pendekatan Lingkungan. Pendekatan Lingkungan adalah pendekatan untuk mengkaji fenomena geografi dengan memperhatikan faktor interaksi antar organisme dan organisme dengan lingkungannya. Fokus utama pendekatan yang diadaptasi dari ilmu biologi ini menekankan pada faktor aktifitas manusia yang merubah susunan keruangan. Bentuk aktifitas manusia terjadi dalam bentuk interaksi antar manusia dan interaksi antara manusia dengan lingkungan. Baca Juga Pendekatan Geografi, Pendekatan Keruangan-Topikal, Pendekatan Keruangan-Aktifitas Manusia, Pendekatan Keruangan-Regional, Pendekatan Lingkungan, Pendekatan Kewilayahan. Contoh fenomena geosfer yang dikaji dengan pendekatan lingkungan misalnya adalah Tingginya Produktifitas Pertanian Di Pulau Bali Siapa yang tak tahu dengan Bali, salah satu pulau di wilayah Indonesia yang memiliki pesona alam dan budaya yang luar biasa. Pesona hebat tersebut membuat pulau ini begitu terkenal di dunia dan membuat banyak orang dari negara lain berduyun-duyun untuk menyaksikan keindahan Bali. Hal ini menyebabkan potensi Bali di bidang pariwisata begitu maju pesat dan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang besar. Pertumbuhan penduduk dan kegiatan industri pariwisata yang begitu pesat di pulau Bali pada satu sisi membuat banyak terjadi alih fungsi lahan. Salah satu yang terkena imbas adalah alih fungsi lahan pertanian ke bentuk aktifitas lahan yang lain menyebabkan terjadinya penyempitan lahan pertanian. Namun siapa sangka produktifitas pertanian di pulau Bali tetap tinggi. Berdasarkan data BPS tahun 2018, Bali merupakan daerah dengan rata-rata produktifitas pertanian tertinggi di Indonesia yang hampir mencapai 6 ton perhektare GKG Gabah Kering Giling. Tingginya produktifitas pertanian di Bali tersebut dalam ilmu Geografi jika dikaji dengan pendekatan Lingkungan adalah dengan memperhatikan Faktor Aktifitas Manusia Dengan Lingkungan Alam Dalam Mengolah Lahan Pertanian Di Bali. Lahan pertanian di pulau Bali banyak tersebar di bagian utara pada daerah tersebut merupakan daerah surplus pertanian. Dari gambar peta Daya Dukung Lahan Pertanian dan Ekonomi berikut ini dapat diketahui wilayah surplus daya dukung pertanian mayoritas terdapat di kabupaten Buleleng. Daya dukung yang surplus ini mengindikasikan tingginya potensi wilayah tersebut untuk kegiatan pertanian. Kemudian berdasarkan peta morfologi pulau Bali berikut ini diketahui sebagian besar wilayah yang memiliki surplus daya dukung pertanian di buleleng memiliki topografi kasar dengan kemiringan lereng menghadap ke laut Bali. Kondisi topografi yang kasar dengan banyaknya relief-relief permukaan bumi yang memiliki sudut kemiringan besar berpotensi menyebabkan tingginya proses erosi pada lapisan tanah bagian atas. Padahal lapisan tanah bagian atas adalah lapisan tanah yang penting untuk kegiatan pertanian dengan banyaknya humus dan kandungan unsur hara didalamnya. Untuk mengurangi laju erosi permukaan tanah maka sistem penanaman di lahan pertanian di Bali dibuat mengikuti garis kontur contour farming dan dan lahan pertanian dimekanisasi dengan dibuat berundak-undak terasering. Agar produktifitas pertanian tinggi petani juga menerapkan standar-standar peningkatan hasil pertanian secara intesif, misalnya dengan pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah, pemberian pupuk dan sebagainya. Salah satu usaha peningkatan produktifitas pertanian di bali adalah dengan sistem irigiasi terstruktur yang disebut dengan Subak. Berbagai cara pengolahan lahan pertanian tersebut menyebabkan produktifitas pertanian di Bali memiliki rata-rata tertinggi di Indonesia. Cara-cara pengolahan lahan tersebut dalam pendekatan Lingkungan ilmu Geografi merupakan bentuk aktifitas manusia terhadap alam atau lingkungan sekitarnya. Faktor Interaksi Antar Manusia Dalam Mengelola Dan Meningkatkan Produktifitas Pertanian Di Bali Metode pengairan sawah tradisional di Bali SUBAK begitu terkenal di dunia dan oleh UNESCO ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Subak tidak hanya berupa bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dalam usaha meningkatkan produktifitas lahan pertanian, tetapi juga merupakan bentuk interaksi antar manusia dalam hal ini petani di Bali untuk bekerjasama agar hasil pertanian tetap tinggi. Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang khusus mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Subak adalah suatu lembaga sosial masyarakat di daerah pertanian di Bali. Dalam Subak dibentuk struktur kepengurusan yang terdiri atas Pengurus Pakaseh/Kelian Kepala Subak Pangliman/Petajuh Wakil Kepala Subak Penyarikan/Juru Tulis Sekretaris Subak Petengen/Juru Raksa Bendahara Kasinoman/Jura Arah/Juru Uduh/Juru Tibak Kehumasan Pemangku Urusan Ritual Adat Kelompok Sekaa Sekaa Numbeg kelompok yang mengatur hal pengolahan tanah Sekaa Jelinjingan kelompok yang mengatur pengolahan air Sekaa Sambang kelompok yang mengawasi air dari pencurian, menangkap binatang perusak/hama Sekaa Memulih/nandur kelompok yang bertugas dalam hal penanaman bibit padi Sekaa Mejukut kelompok yang bertugas menyiangi padi Sekaa Manyi kelompok yang bertugas menuai/memotong/mengetam padi Sekaa Bleseng kelompok yang bertugas mengangkut hasil panen dari sawah ke lumbung Melalui sistem Subak, para petani medapatkan bagian air sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh musyawarah dari warga/krama subak dan tetap dilandasi oleh filosofi Tri Hita Karana Tiga Penyebab Kebahagiaan dan Kesejahteraan. Maka dari itu, kegiatan dalam organisasi/perkumpulan Subak tidak hanya meliputi masalah pertanian atau bercocok tanam saja, tetapi juga meliputi masalah ritual dan peribadatan untuk memohon rejeki dan kesuburan. Organisasi Subak merupakan organisasi otonom yang terdapat di setiap wilayah pertanian di Bali. Dalam kajian ilmu Geografi, pendekatan Lingkungan yang digunakan untuk menganalisis Subak ini menekankan pada interaksi antar manusia petani dalam usahanya meningkatkan produktifitas pertanian. = – = – = Untuk memahami pendekatan ekologi dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini. Sumber Tulisan Daldjoeni, N. 1982. Pengantar Geografi. Bandung Alumni Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung Private Publishing Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung Alumni Sya, Ahman. 2011. Pengantar Geografi. Bandung LPPM Bina Sarana Informatika Suharyono dan Moch. Amien. 2013. Pengantar Filsafat Geografi Yogyakarta Ombak Yunus, 2008. Konsep Dan Pendekatan Geografi Memaknai Hakekat Keilmuannya. Disampaikan dalam sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia. Yogyakarta Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada = – = – = Terimakasih atas kunjungannya. Mohon kritik dan sarannya Selamat belajar. Semoga bermanfaat. a) pendekatan kelingkungan (b) pendekatan topik Berikut adalah contoh soal materi geografi kelas 10 tentang pendekatan geografi. Contoh Cerita Fabel dalam Bahasa Inggris Kancil dan Buaya from tiga kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi, contohsoal, soal latihan dan soal evaluasi. Pengertian Pendekatan Ekologi dan Contohnya Ekologi menerima perhatian yang meningkat sebagai fokus penelitian untuk objek studi geografi dan disiplin akademis lainnya. Pertimbangan konsep dasar dan hubungan ide-ide tersebut dengan kerangka kerja pengorganisasian disiplin ilmu secara individu diperlukan untuk menentukan posisi ekologi sebagai bidang substantif atau pendekatan metodologis. Ahli geografi mengidentifikasi dan penjelasan pola spasial fenomena bumi. Konsep ekosistem dengan penekanan pada struktur, jaringan interaksi, dan fungsi, cukup berguna untuk melakukan investigasi letak geografis tersebut. Hal inilah pada akhirnya memperoleh nilai yang ditingkatkan dalam subbidang geografi dengan menyempurnakan pendekatan melalui fokus topikal. Ekologi dengan demikian dipandang sebagai pendekatan metodologis dengan aplikasi signifikan untuk penelitian geografis. Pada dasarnya, kajian geografi yang berpijak pada sudut pandang ekologi bisa dibedakan menjadi empat tema dengan masing-masing contohnya. Pendekatan ilmiah terhadap dinamika berbagai jenis sumber daya alam melibatkan karakterisasi bagaimana lingkungan mempengaruhi kelimpahan dan ketersediaan sumber daya tertentu. Dari sudut pandang ekologi, lingkungan merupakan kumpulan dari faktor alam fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi organisme hidup. Pendekatan ekologi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari fenomena geosfer seperti interaksi organisme yang hidup dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, faktor apa pun yang dapat dikonsumsi atau digunakan oleh suatu organisme didefinisikan sebagai sumber daya alam Begon et al, 1990. Sistem “individu-lingkungan-populasi” Barbault, 1992, yang menjadi inti pemikiran ekologi, menyajikan banyak interaksi yang saling terkait yang dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari dua kategori Interaksi antar organisme persaingan, predasi, mutualisme, dan lain-lain, Interaksi antara organisme dan lingkungan fisiknya “kondisi” lingkungan. Intinya, pendekatan geografi ekologi berkaitan dengan studi tentang sistem yang kompleks. Entitas kompleks Fogelman Soulié, 1991; Gell-Mann, 1994 terdiri dari elemen-elemen berbeda yang berinteraksi dan bergabung dengan cara yang pada awalnya mungkin tidak terlihat jelas kompleksitas sistem ada di mata pengamat. Gagasan bahwa konsep kompleksitas tidak dapat dipisahkan dari persepsi tidak netral tetapi tergantung pada skala pengamatan sistem yang diteliti. Dalam ekologi, tidak ada skala untuk mengamati semua fenomena. Perspektif ekologi telah hadir secara bersamaan dalam studi geografi sejak permulaannya karena hubungan lingkungan manusia yang dinamis adalah tema sentral dari disiplin ilmu. Dalam studi ekologi, penekanannya lebih pada proses daripada pada bentuk untuk mendapatkan wawasan tentang hubungan timbal balik manusia dan lingkungan total. Untuk menjelaskan hubungan manusia dan lingkungan, beberapa aspek fundamental diperhatikan, yaitu memahami hubungan yang rumit dan intim antara organisme manusia, tumbuhan dan hewan dan lingkungan; memahami pola perilaku manusia yang terlibat dalam eksploitasi sumber daya alam di wilayah tertentu melalui perangkat teknologi dan strategi tertentu; dan menganalisis campur tangan manusia dalam sistem ekologi dalam rangka eksploitasi sumber daya alam. Pengertian Pendekatan Ekologi Pendekatan ekologi ecological approach adalah metode penjelasan yang menyangkut dirinya sendiri dengan studi tentang hubungan antara variabel manusia dan lingkungan. Jenis pendekatan ini digunakan dalam ekosistem tertutup atau sebagian tertutup, yaitu, merupakan analisis intra-regional dan bukan analisis antar wilayah dari sebaran fenomena spasial. Analisis ekologi juga memiliki aspek teoritis dan terapan. Di bawah aspek teoritis, struktur lingkungan, ekosistem, dan lain-lain dianalisis, sedangkan sisi terapannya menganalisis geografi sumber daya alam, penilaian bahaya dan lain-lain. Pengertian Pendekatan Ekologi Menurut Para Ahli Adapun definisi pendekatan ekologi menurut para ahli, antara lain Yunus 2008 Menurut Yunus pada tahun 2008 bahwa Pendekatan ekologi yang dimaksud dalam ilmu geografi merupakan analisis tentang interelasi antara manusia yang melakukan kegiatan sehari-hari dan atau kegiatannya dengan lingkungan. Contoh Pendekatan Ekologi Berikut ini beberapa contoh pendekatan ekologi dalam geografi berdasarkan temanya, antara lain Human behaviour–environment theme of analysis Analisis Perilaku Manusia Terhadap Lingkungan Analisis dalam tema yang satu ini berfokus pada perilaku manusia, baik perilaku secara sosial, ekonomi, kultural dan bahkan politik, baik manusia sebagai individu atau komunitas tertentu. Contoh kajian dalam teman ini misalnya Penebanagan hutan secara liar Masyarakat yang tinggal di daerah dekat hutan lindung, mereka selalu menebangi kayu pada hutan lindung. Dengan menggunakan pijakan tema Human behaviour-environment theme of analysis, dalam menganalisis masalah ini maka akan dicari jawaban terkait apa yang latar belakang hal tersebut, bagaimana prosesnya, apa dampak yang ditimbulkan, serta bagaimana mengatasinya. Penambangan liar Penambangan liar yang marak terjadi di masyarakat dapat disebabkan karena ebebrapa faktor berikut, seperti Kurangnya perhatian dari pemerintah, Minimnya pengetahuan masyarakat, Perekonomian masyarakat yang masih memprihatinkan, sehingga mudah termakan janji-janji manis para investor penambang liar, dan Adanya oknum-oknum tertentu di balik kegiatan penambangan liar tersebut Meskipun masyarakat memperoleh uang dari kegiatan tersebut, tapi lama-lama kelamaan penambangan tersebut akan berdampak besar terhadap kerusakan lingkungan, karena seringkali lubang-lubang bekas galian tambang dibiarkan begitu saja, sehingga menjadi sumber berkembangnya penyakit dan menjadi lahan kritis. Hal itu tentunya akan merugikan masyarakat itu sendiri. Banjir juga dipengaruhi oleh faktor aktivitas manusia Banjir seringkali bukan hanya disebabkan oleh kondisi geologis suatu wilayah yang berupa cekungan, tapi juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia misalnya melakukan penebangan hutan secara liar ilegal loging tanpa memperhatikan kelestariannya. Hal itu juga bisa diakibatkan oleh aktivitas manusia yang membuang sampah di sungai atau selokan sehingga menghambat aliran air, dan bisa juga disebabkan oleh berkurangnya daerah resapan air karena alih fungsi lahan yang awalnya berupa lahan terbuka hijau berubah menjadi lahan terbangun. Longsor juga dipengaruhi oleh faktor aktivitas manusia Longsor merupakan gerakan tanah menuruni lereng secara cepat. Pada dasarnya longsor biasa terjadi karena pengaruh kemiringan lereng yang curan dan curah hujan yang tinggi. Akan tetapi, longsor juga bisa dipicu oleh aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan yang curam tersebut. Misalnya daerah yang curam dijadikan sebagai lahan pertanian dan tanaman keras dihilangkan. Akibatnya, lahan pun lama kelamaan akan menjadi kritis, sehingga saat turun hujan rawan untuk mengalami longsor dan kejadian longsor akan membuat warga sekitar menjadi rugi banyak. Human activity performance-environment theme of analysis Analisis Aktivitas Manusia Terhadap Lingkungan Analisis dalam tema yang satu menekankan pada kinerja dari bentuk-bentuk kegiatan manusia, sehingga bisa dikatakan bahwa kegiatan manusialah yang menjadi fokus kajian pada tema ini. Apabila tema pertama tadi menyangkut attitude, maka pada tema yang kedua ini berkaitan dengan external performance. Kegiatan yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam dalam menyelenggarakan kehidupan sedimikian rupa, diantaranya yaitu kegiatan pertanian, pertambangan, industri, perumahan, pariwisata, dan lain-lain. Sedangkan perilaku berkaitan dengan sifat batiniah dan persepsi manusia. Contoh kajian dalam tema ini misalnya Negara maju mengembangkan pertanian modern Negara maju melakukan kegiatan pertanian secara modern dan menjadikan negara tersebut sebagai eksportir produk pertanian, misalnya Amerika Serikat memproduksi apel dan jeruk, sedangkan negara berkembang tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negerinya perlu melakukan impor Indonesia impor jagung. Analisis dalam tema kedua ini apabila digunakan untuk menguraikan fenomena di atas yaitu dengan cara mengungkapkan faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap hal tersebut. Penggunaan teknologi yang sangat canggih dalam bidang pertanian dapat membuat pertanian itu lebih maju. Faktor internal mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pertanian, sedangkan faktor eksternal mencakup hal-hal yang berkaitan dengan unsur-unsur lingkungan. Faktor-faktor tersebut selanjutnya dilakukan analisis mendalam. Analisis SWOT, dapat diterapkan pada fenomena seperti ini. Pertanian rumput laut Meskipun wilayah perairan di Kotabaru cukup luas, tapi potensi pertanian di wilayah itu hanya dilakukan di beberapa area saja. Salah satunya yaitu di Lontar. Daerah tersbeut berhasil mengembangkan pertanian rumput laut dibandingkan daerah lainnya sebab kondisi alamnya memang lebih mendukung. Arus laut di daerah tersebut tidak terlalu deras sehingga rumput laut bisa berkembang dengan baik. Physico natural features performance-environment theme of analysis Analisis Kenampakan Fisik Alami Terhadap Lingkungan Analisis dalam teman yang satu ini menekankan pada keterkaitan antara kenampakan fisik alami dengan elemen-elemen lingkungannya. Contoh kajian dalam tema ini misalnya Polusi yang terjadi di sungai Sebuah arti sungai menunjukkan terjadinya polusi air yang menyebabkan ikan-ikan biota di sungai tersebut mati. Gejala menurunya kualitas sungai bisa ditelusuri dengan menganalisis faktor internal faktor sungai itu sendiri seperti pH airnya, kandungan polutan dalam air dan lain-lain. Faktor internal tersebut selanjutnya dikaitkan dengan faktor eksternal faktor yang ditimbulkan manusia yang hidup disekitar sungai seperti penggunaan lahannya, pembuangan limbah ke sungai, pencemaran air yang disebabkan oleh kegiatan masnusia dan lain-lain. Penelitian tersebut diharapkan bisa menemukan jawaban atas permasalahan penurunan kialitas sungai. Seorang geografer juga dituntut untuk mampu mencari solusi secara preventif, kuratif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan saran kepada masyarakat yang ada disekitaran sungai. Pulau kecil yang tenggelam Ada sebuah pulau yang bernama pulau Nipah. Pulai ini terletak di wilayah perbatasan dengan negara Singapura. Pulau ini hampir tenggelam sebagai akibat penambangan pasir yang terjadi di wilayah tersebut. Pasir-pasir hasil tambang tersebut dibawa ke Malaysia oleh oknum-oknum tertentu. Terjadinya abrasi juga mempercepat proses tenggelamnya pulau. Melihat permasalahan tersebut, pemerintah akhirnya turun tangan untuk menyelamatkan pulau ini, yaitu dengan cara mereklamasi pulau secara keseluruhan agar tidak benar-benar tenggelam. Tema Physico features performance-environment theme of analysis Analisis Kenampakan Fisik Buatan Terhadap Lingkungan Analisis yang satu ini menekankan pada keterkaitan antara kenampakan fisik budayawi buatan manusia dengan elemen lingkungan dimana obyek kajian berada. Contoh kajian dalam tema ini misalnya Penggenangan pada area permukiman Suatu daerah permukiman tertentu yang pada mulanya tidak terjadi penggenangan tapi pada akhir-akhir ini terjadi penggenangan sehingga menyebabkan terjadinya deteriorisasi lingkungan yang hebat. Kompleks permukiman adalah bentukan artifisial yang bersifat fisikal. Dalam mengkaji permasalahan tersebut geografer dapat bertitik tolak dari faktor-faktor internal faktor permukiman itu sendiri dan faktor-faktor eksternal faktor di luar permukiman tersebut yang diperkirakan memiliki keterkaitan erat dengan munculnya penggenangan. Apakah ada perubahan iklim terutama yang berkaitan dengan Curah hujan Perubahan alur sungai Kondisi laut Kerusakan hutan Bertambah luasnya area yang permukaan tanahnya dikeraskan, sehingga mengakibatkan bertambahnya run off Kantong-kantong penampung air sudah banyak berkurang karena dipengaruhi oleh faktor alami atau faktor non alami kebijakan pembangunan yang salah dan lain-lain. Dengan mengkaji keterkaitan antara permukiman dan faktor-faktor lingkungannya tersebut bisa diketahui penyebab utamanya dan sekaligus geografer akan mampu memberikan masukan tentang berbagai alternatif pemecahan masalahnya. Ruang Terbuka Hijau RTH menjadi “paru-paru” wilayah Green Open Space atau Ruang Terbuka Hijau RTH merupakan area atau jalur dalam kota atau suatu wilayah yang penggunaannya bersifat terbuka dengan dihiasi oleh tanaman yang menyejukkan. Secara ekologis, Ruang Terbuka Hijau berfungsi sebagai “paru-paru” kota atau wilayah. Tumbuhan dan tanaman hijau yang terdapat pada RTH bisa menyerap kadar karbondioksida CO2, meningkatkan kadar oksigen, menurunkan suhu dengan memberikan keteduhan dan kesejukan, menjadi area resapan air, dan meredam kebisingan. Demikianlah artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan pengertian pendekatan ekologi menurut para ahli dan contoh kajiannya dalam geografi. Semoga bisa memberikan pemahaman untuk semua kalangan yang membutuhkan. Kesimpulan 3 Styles of Analysis in Geography Spatial, Ecological and Complex Regional Analysis dari A matter of terminology — the ecological approach in geography a re-examination of basic concepts dari Diah Ainurrohmah Adalah Alumni Jurusan Geografi dan Saat Ini Sedang Proses Penyelesaian Program Pascasarjana Geografi di Kampus Negeri Jawa Tengah
Sebagaicontoh: urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota; masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi secara tetap dan memiliki kepentingan yang sama; enkulturasi yaitu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat isiadat, sistem norma, dan
PNMahasiswa/Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta27 Januari 2022 0624Hallo Fajrin, kakak bantu jawab yaa. Contohnya adalah kawanan gajah memasuki areal penduduk karena persediaan makanan di hutan habis akibat penebangan liar. Berikut adalah penjelasannya. Pendekatan ekologi merupakan pendekatan lingkungan. Disini dipelajari antara hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Contohnya adalah kawanan gajah memasuki areal penduduk karena persediaan makanan di hutan habis akibat penebangan liar. Jadi dapat disimpulkan contohnya adalah kawanan gajah memasuki areal penduduk karena persediaan makanan di hutan habis akibat penebangan liar. Semoga membantu akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!

Denganadanya ekologi, maka manusia dapat memahami berbagai mahluk hidup dan hubungannya dengan tempat tinggalnya. Contohnya, bagaimana seekor unta dapat bertahan hidup pada tempat yang bersuhu tinggi sedangkan penguin bertahan hidup di tempat bersuhu dingin. 2. Mengenal Perilaku Mahluk Hidup

Gejala geografi atau fenomena geografi sering kali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tercermin dalam berbagai macam peristiwa, seperti persebaran pemukiman, persebaran pusat aktivitas penduduk sekolahan, industri, perdagangan, dll, dan peristiwa alam tanah longsor, gempa, perubahan iklim, dll. Pernahkah kamu sadari bahwa peristiwa-peristiwa tersebut banyak yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung? Berikut ini adalah 5 gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari. 5 Gejala Geografi Dalam Kehidupan Sehari-hari1. Gejala Pada Atmosfer2. Gejala Pada Hidrosfer3. Gejala Pada Litosfer4. Gejala Pada Biosfer5. Gejala Pada AntroposferDaftar Pustaka 1. Gejala Pada Atmosfer Gejala yang terjadi pada lapisan atmosfer biasanya berkaitan dengan perubahan musim yang dapat berperngaruh terhadap a. Komoditas yang akan ditanam di sawah. Contohnya ketika sedang musim kemarau para petani memilih untuk menanam palawija, sedangkan ketika musim hujan petani akan menanam padi. b. Jenis pakaian yang dikenakan penduduk. Contohnya penduduk yang bertempat tinggal di wilayah yang beriklim dingin pasti akan menggunakan pakaian berbahan tebal. 2. Gejala Pada Hidrosfer Gejala pada hidrosfer berkaitan dengan air, baik itu air tanah, air permukaan atau air laut. Gejala-gejala yang terjadi pada hidrosfer antara lain a. Besar kecilnya volume limpasan air permukaan selain dipengaruhi oleh curah hujan, juga dipengaruhi penggunaan lahan oleh manusia. b. Besar kecilnya volume cadangan air tanah dipengaruhi oleh banyak sedikitnya lahan terbuka untuk peresapan air ke dalam tanah, semakin boros manusia dalam penggunaan lahan. Maka semakin sedikit pula volume air tanah di dalamnya. 3. Gejala Pada Litosfer Gejala pada litosfer ini berkaitan dengan kondisi tanah, baik dari batuan, jenis tanah, dan lain sebagainya. Untuk gejala-gejala yang terjadi pada lapisan litosfer yaitu a. Untuk mengurangi tingkat pengikisan tanah erosi pada lahan miring, maka dalam pemanfaatan tanah tersbut dibuatlah terasering sengkedan untuk mengurangi terjadinya longsor. b. Untuk menghindari penurunan daya dukung lahan, maka pemanfaatan lahan harus memperhatikan daya dukung atau kemampuan lahannya. Contohnya ketika ingin membuat sebuah kawasan perumahan elite, pastikan dulu lapisan tanah di bawahnya bukan berada di atas tanah yang rawan. 4. Gejala Pada Biosfer Keragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Misalnya pada daerah penghasil padi mayoritas penduduknya pasti mengkonsumsi nasi dari beras. Sedangkan pada daerah penghasil jagung, maka mayoritas menggunakan jagung sebagai sumber karbohidrat. Keberadaan dari hewan juga berpengaruh demikian, misalnya di Indonesia menggunakan kuda, sapi, kerbau untuk membantu pekerjaan sehari-hari. 5. Gejala Pada Antroposfer Gejala pada antroposfer ini berkaitan dengan manusai baik dalam kebiasaan, adat dan budaya. Hal ini menjadikan perbedaan interaksi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Namun dengan adanya perbedaan ini bukan malah menjadikan sebuah kelemahan, tetapi menjadi alasan untuk saling menguatkan. Karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling menjaga. Nah seperti biasa, untuk mengetahui pemahaman kamu mengenai materi gejala geografi pada kegiatan sehari-hari, di bawah ini ada satu pertanyaan. Pertanyaan Sebutkan salah satu contoh gejala pada antroposfer dalam kehidupan sehari-hari! Jika sudah ketemu jawabannya langsung diisi dikolom komentar yaa, dan jangan lupa untuk mempelajari pendekatan geografi untuk mengatasi suatu fenomena yang terjadi di geosfer. Demikian pembahasan mengenai gejala geografi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, semoga penjelasan di atas bisa menambah wawasanmu… Sekian dan terimakasih… Daftar Pustaka Hartono. 2009. Geografi 1 Jelajar Bumi dan Alam Semesta. Jakarta CV. CITRA PRAYA Khalid, Pengantar Geografi-Pemahaman Paradigma Geografi Sejati, Gresik, UPT Penerbitan dan Percetakan UNS UNS Press. Daldjoeni, 1982, Pengantar Geografi, Bandung, Penerbit Alumni. Originally posted 2020-04-28 133008.
. 223 221 440 278 21 244 189 462

tuliskan contoh gejala geografi yang sesuai dengan pendekatan ekologi